Kamis, 05 November 2015

Wisata Yang Ada Di Pangkalan Bun

Panduan Wisata Pangkalan Bun




kalimantan Tengah - Pangkalan Bun merupakan ibukota Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Pangkalan Bun adalah kota yang juga banyak menyimpan potensi wisata yang cukup indah, yang tidak kalah menarik dari objek wisata di kota Sampit. Sebut saja Taman Nasional Tanjung Puting, dimana selain pusat peliaran Orang Utan untuk mengembalikan kehabitatnya, di sini juga terdapat Bekantan, Uwa-Uwa, Beruang Madu, Kijang, Rusa dan satwa air yang menarik, buaya, ikan toman dan banyak lagi.

Pantai Bogam Raya
Pantai Bogam Raya merupakan sekumpulan objek wisata alam yang terletak di satu daerah/wilayah di Kumai. Yaitu terdiri atas objek wisata Pantai Kubu, Pantai Tanjung Keluang, Pantai Tanjung Penghujan, Pantai Keraya, dan Air Terjun Patih Mambang.
Taman Nasional Tanjung Puting 


  • Taman Nasional Tanjung Puting

 Ada Beberapa Potensi Flora dan Fauna Yang Bisa menjadi Keistimewaan Taman Nasional tanjung Puting Ini Diantaranya adalah :

1. Orang Utan 

        Deskripsi Fisik

  • Orangutan Borneo adalah bagian dari keluarga besar kera dan merupakan mamalia arboreal terbesar.
  • Satwa ini memiliki rambut panjang dan kusut berwarna merah gelap kecoklatan, dengan warna pada bagian wajah mulai dari merah muda, merah, hingga hitam.
  • Berat orangutan Borneo jantan dewasa bisa mencapai 50 hingga 90 kg dan tinggi badan 1,25 hingga 1,5 m. Sementara jantan betina memiliki berat 30 - 50 kg dan tinggi 1 m.
  • Bagian tubuh seperti lengan yang panjang tidak hanya berfungsi untuk meraih makanan seperti buah-buahan, tetapi juga untuk berayun dari satu pohon ke pohon lainnya, menggunakan jangkauan dan kaki untuk pegangan yang kuat.
  • Pelipis seperti bantal yang dimiliki oleh orangutan Borneo jantan dewasa membuat wajah satwa ini terlihat lebih besar. Akan tetapi, tidak semua orangutan Borneo jantan dewasa memiliki pelipis seperti bantal.
  • Jakun yang dimiliki dapat digelembungkan untuk menghasilkan suara keras, yang digunakan untuk memanggil dan memberitahu keberadaan mereka.
 Smber  : WWF Indonesia.

Orangutan adalah salah satu primata langka yang terancam punah. Ia adalah hewan langka yang harus kita lindungi sebagai bentuk dari kesadaran kita untuk menyelamatkan bumi.
Ancaman terbesar bagi Orangutan adalah penebangan hutan yang dilakukan secara besar - besaran, Ekspoitasi Hutan illegal ini benar - benar merusak ekosistem dan habitat Orangutan.


Satu hal yang perlu kita sadari yang haris kita tanamkan dalam diri kita adalah tentang rasa peduli. Dengan kepedulian, kita dapat berbagi. Tidak hanya peduli teradap manusia saja, akan tetapi kita juga harus peduli dengan alam dan mahluk lainnya. Salah satunya adalah orang utan yang keberadaannya hampir punah.
konservasi orangutan subjenis Pygmaeus penting dilakukan, mengingat jumlah orangutan ini hampir punah keberadaannya.
 sumber  : Web. Taman Nasional Tanjung Puting 

Mudahan Masih Ada kelangsungan hidup yang lebih aman dan lebih baik untuk habitat dan keberadaannya.

TNTP ( TAman Nasional Tanjung puting ) adalah surga bagi sebagian spesies hewan-hewan unik. Spesies yang paling terkenal yang membuat Taman Nasional ini tersohor adalah Orang Utan (Pongo Pygmaeus). Taman ini juga terkenal dengan populasi monyet proboscis atau Bekantan (Nasalis Larvatus), seekor monyet besar yang diseluruh dunia hanya dapat ditemukan di Kalimatan. Primata lain yang ditemukan ditaman ini termasuk Agile Gibbon (Hylobates Agilis), monyet pemakan daun merah atau langur marun (Presbytis Rubicunda), langur silver (Presbytis Cristata), monyet pemakan kepiting atau makaw ekor panjang (Macaca Fascicularis), dan makaw ekor babi (Macaca Nemestriana).


Terdapat berbagai macam objek menarik yang dapat dikunjungi di Taman Nasional Tanjung Puting Yang Lain. diantaranya Adalah :
Tanjung Harapan , yang merupakan stasiun pertama dalam proses kunjungan orangutan, lokasi ini berada dihutan skunder dan hutan rawa yang dilengkapi dengan wisma tamu, pusat informasi dan jalan trail.


Di Tanjung Harapan Terdapat :
- Pemberian Makan Orangutan
- Demplot Tanaman Anggrek
- Demlot Tanaman Obat
- Jalur Trakking ( Tj. Harapan - Pesalat - Pondok Tanggui )
- Information Center
TNTP adalah surga bagi sebagian spesies hewan-hewan unik. Spesies yang paling terkenal yang membuat Taman Nasional ini tersohor adalah Orang Utan (Pongo Pygmaeus). Taman ini juga terkenal dengan populasi monyet proboscis atau Bekantan (Nasalis Larvatus), seekor monyet besar yang diseluruh dunia hanya dapat ditemukan di Kalimatan. Primata lain yang ditemukan ditaman ini termasuk Agile Gibbon (Hylobates Agilis), monyet pemakan daun merah atau langur marun (Presbytis Rubicunda), langur silver (Presbytis Cristata), monyet pemakan kepiting atau makaw ekor panjang (Macaca Fascicularis), dan makaw ekor babi (Macaca Nemestriana).
Pantai Kubu


Lokasi dan Akses
Pantai Kubu terletak di selatan Pangkalan Bun, tepatnya berada di Desa Kubu, Kecamatan Kumai Kotawaringin Barat.
Pantai Kubu dapat ditempuh selama kurang lebih satu jam perjalanan air. Kondisi jalan menuju Pantai Kubu (sekira 30 km dari Pangkalan Bun) relatif baik, hanya saja Anda sebaiknya menggunakan mobil pribadi atau sewaan jika hendak ke sana. Pasalnya, tidak ada angkutan umum khusus untuk mencapai jalur ini. Biaya sewa kendaraan adalah kurang lebih Rp. 200.000,-
Bagi Anda yang berasal dari Semarang atau Surabaya, Anda dapat naik kapal laut menuju Pelabuhan Kumai. Pantai Kubu terletak di sekitar kawasan pelabuhan ini PT Pelni dan PT Dharma Laut Utama adalah dua perusahaan yang melayani keberangkatan kapal dari dan ke pelabuhan Kumai.

Di tepi Teluk Kumai merupakan obyek wisata transito bagi wisatawan yang akan menuju ke Taman Nasional Tanjung Puting. Di pantai ini terdapat kehidupan binatang langka yaitu putri duyung dan pesut (lumba-lumba). Lokasi Objek wisata pantai kubu merupakan aset pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat.
Pantai Tanjung Keluang
Pantai Tanjung Keluang seluas 200 Ha terletak di ujung Pantai Kubu, terbentuk dari hamparan pasir putih bersih dengan laut tenang, sangat cocok untuk berenang dan berjemur sambil menikmati pesona pantai yang khas. Pantai ini langsung menghadap ke Laut Jawa, dapat dicapai dengan perahu penyebrangan (kelotok wisata) dalam waktu 30 menit dari Pantai Kubu.
Pantai Tanjung Penghujan
Di pantai ini, saat senja menjelang pengunjung bisa menyaksikan sunset (matahari tenggelam) dan sunrise (matahari terbit). Perpaduan pemandangan alam setiap waktu sangat menakjubkan di pantai ini. Wisatawan dapat menikmati pemandangan setiap waktu pada saat matahari terbit dan matahari tenggelam. Hamparan Pantai Tanjung Keluang seluas 44,7 Ha salah satu alternatif bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan pantai Bugamraya.




Pantai Tanjung Penghujan
Di pantai ini, saat senja menjelang pengunjung bisa menyaksikan sunset (matahari tenggelam) dan sunrise (matahari terbit). Perpaduan pemandangan alam setiap waktu sangat menakjubkan di pantai ini. Wisatawan dapat menikmati pemandangan setiap waktu pada saat matahari terbit dan matahari tenggelam. Hamparan Pantai Tanjung Keluang seluas 44,7 Ha salah satu alternatif bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan pantai Bugamraya.








Pantai Keraya
Objek Wisata Pantai Keraya dan Air Terjun Patih Mambang lokasinya berhadapan dengan pantai wisata Tangjung Penghujan. Obyek wisata ini dapat di capai dalam waktu 15 menit perjalanan darat dari Pantai Tanjung Penghujan Wisatawan di obyek wisata Pantai Keraya dapat bersantai sambil menikmati lalu lalang kapal penumpang, perahu nelayan dan indahnya panorama alam.
















Air Terjun Patih Mambang
Air terjun Patih Mambang yang terletak di kawasan wisata Bugamrayya menjanjikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan setelah menikmati panorama pantai. Tempat ini konon menyimpan cerita mistis. Di sana, sering terjadi hal-hal aneh yang sering membuat penasaran pengunjung.




Ada beberapa tempat lagi dan merupakan peninggalan Sejarah masa lalu Dan merupakan sejarah yang sngat membagakan dan merupakan cagar budaya yg menjadi teropong masa lalu cerita nenek moyang terdahulu yang ad di kotawaringin barat
Diantaranya adalah :
  • Istana Kuning Kesultanan Kutaringin di Pangkalan Bun




Istana bermodel bangunan panggung itu selesai dibangun pada 1811. Istana itu dibuat dari kayu ulin atau dikenal dengan kayu besi yang amat tahan cuaca dan rayap. Istana itu pernah diperbaiki pada 1981-1982.




Sayangnya, pada 22 Desember 1986 pukul 10.00, istana itu hangus terbakar. Istana dari kayu ulin, yang amat kokoh dari gempuran angin dan hujan serta serangan rayap, takluk dilalap si jago merah. Istana dibangun kembali dengan bahan yang sama mulai 3 Oktober 2000, dan hingga kini belum dianggap selesai. Sebab, antar-bangunan tidak menyatu. Balai pengagungan dan pedapuran belum ada.











  • Astana Alnursari di Kotawaringin Lama



  • Masjid Kyai Gede di Kotawaringin Lama
·      



  Masjid ini dibangun pada tahun 1632 Miladiyah atau tahun 1052 Hijriyah, tepatnya pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah (1650-1678 M), raja keempat dari Kesultanan Banjarmasin. Nama Kiai Gede untuk masjid ini diambil dari nama seorang ulama yang telah berjasa besar dalam menyebarkan ajaran Islam di Pulau Kalimantan, khususnya di wilayah Kotawaringin. Ulama tersebut adalah Kiai Gede, seorang ulama asal Jawa yang diutus oleh Kesultanan Demak untuk menyebarkan ajaran Islam di Pulau Kalimantan. Kedatangan Kiai Gede tersebut ternyata disambut baik oleh Sultan Mustainubillah. Oleh sang Sultan, Kiai Gede kemudian ditugaskan menyebarkan Islam di wilayah Kotawaringin, sekaligus membawa misi untuk merintis kesultanan baru di wilayah ini. Berkat jasa-jasanya yang besar dalam menyebarkan Islam dan membangun wilayah Kotawaringin, Sultan Mustainubillah kemudian menganugerahi jabatan kepada Kiai Gede sebagai Adipati di Kotawaringin dengan pangkat Patih Hamengkubumi dan bergelar Adipati Gede Ing Kotawaringin.










 Namun, hadiah yang paling berharga dari sang Sultan bagi Kiai Gede adalah dibangunnya sebuah masjid yang kelak bukan sekedar sebagai tempat beribadah, melainkan juga sebagai pusat kegiatan-kegiatan kemasyarakatan bagi Kiai Gede dan para pengikutnya. Bersama para pengikutnya, yang waktu itu hanya berjumlah 40 orang, Kiai Gede kemudian membangun Kotawaringin dari hutan belantara menjadi sebuah kawasan permukiman yang cukup maju. Kalaupun wilayah Kotawaringin sekarang ini menjadi salah satu kota yang terbilang maju di Kalimantan, hal itu tidak dapat dipisahkan dari jasa besar Kiai Gede dan para pengikutnya.
·         Saat ini, Masjid Kiai Gede yang sudah berumur ratusan tahun tersebut masih berdiri kokoh dan terawat dengan baik. Hal ini disebabkan oleh keseriusan masyarakat Kotawaringin Barat dalam merawat dan memfungsikan masjid yang dianggap menjadi tonggak sejarah perkembangan Islam di wilayah ini. Bagi masyarakat Kotawaringin Barat, Masjid Kiai Gede tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah saja, tetapi juga sebagai pusat kegiatan-kegiatan sosial-kemasyarakatan, sebagaimana Kiai Gede dan para pengikutnya memfungsikan masjid ini pada masa lalu.
Keistimewaan Masjid Kiai Gede dapat dilihat dari bahan baku bangunannya yang semuanya terbuat dari kayu pilihan, yaitu kayu ulin yang terkenal dapat bertahan dalam jangka waktu lama. Masjid ini berukuran 16 x 16 meter atau 256 m². Selain itu, keistimewaan lainnya juga dapat dilihat dari gaya arsitekturnya yang unik, yaitu tidak seperti arsitektur masjid-masjid di Kalimantan pada umumnya, tetapi lebih menyerupai gaya arsitektur masjid-masjid di Jawa, khususnya Masjid Agung Demak. Kemiripan dengan Masjid Agung Demak dapat dilihat dari bentuk atapnya yang bersusun menyerupai pura, juga tiang-tiangnya yang tidak ditanam, melainkan hanya diletakkan di atas tumpuan menyerupai mangkuk yang terbuat dari kayu ulin. Konon, Kiai Gede sendiri yang mengusulkan agar tiang masjid dibangun seperti itu. Maksudnya jelas, agar masyarakat Islam di periode selanjutnya tidak kesulitan untuk mengganti tiang-tiang tersebut jika suatu saat terjadi kerusakan.[1]





  • Monumen Palagan Sambi

 

Diambil dari situs resmi Dinas Pariwisata Kab.Kotawaringin Barat,” Monumen eks pesawat C4 Dakota RI-002 ditopang oleh sebuah tiang penyangga beton yang berdiri kokoh di atas pelataran seluas 120 m2(10 x 12 m), dibangun pada Tahun Anggaran 1998 dan diresmikan pada tanggal 18 Desember 1998 oleh staf TNI-AU Marsekal Muda TNI AU Hanafie Asnan.

Pesawat C4 Dakota RI-002 merupakan tugu peringatan penerjunan pertama pasukan AURI pada masa Revolusi melawan Belanda, dengan perjuangan melewati ribuan tentara NICA dan satuan buru sergap udara Belanda dan penerjunan ini dilakukan tepatnya pada 17 Oktober 1947 di Desa Sambi Kecamatan Arut Utara Kabupaten Kotawaringin Barat dan setiap tanggal 17 Oktober diperingati sebagai hari KOPASSANDA Pasukan Payung yang diterjunkan sebanyak 13 orang, dimana sebagian besar direkrut dari putra asli Kalimantan bersama dengan pemuda asal Sulawesi dan Jawa dibawah komandan Mayor Tjilik Riwut untuk memerdekakan wilayah Kalimantan.

Adapun misi operasi Pasukan Payung TNI Angkatan Udara di Kalimantan adalah :
1.      Membawa alat pemancar radio lengkap dengan motor dan bahan bakar.
2.      Membangun pemancar induk hingga terselenggara hubungan Kalimantan-Sumatera-Jawa.
3.      Menghimpun dan mengkoordinir perlawanan setempat.
4.      Menyiapkan daerah droping.

 




Nilai sejarah yang melekat pada monumen ini adalah meningkatkan masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Pangkalan Bun khususnya pada besarnya kontribusi Angkatan Udara Indonesia dalam mengusir penjajah Belanda dari Bumi Pertiwi. Monumen ini juga meningkatkan pada cikal bakal lahirnya korps pasukan payung TNI Angkatan Udara Indonesia. Monumen eks Pesawat C4 Dakota RI-002 terletak dekatBundaran Tugu Pancasila di Kelurahan Madurejo kurang lebih 5 Km dari Pangkalan Bun dan menjadi monumen perjuangan di Pangkalan Bun, dimana Wilayah Pangkalan Bun merupakan tempat penerbangan dan pendaratan pesawat C4 Dakota RI-002, sedangkan lokasi penerjunannya di Desa Sambi Kecamatan Arut Utara yang dikenal dengan Monumen Tugu Palagan Sambi”.

Dibaian bekalang monument pesawat juga terdapat gambar memanjang yang menceritakan bagaimana dahulu perjuangan para penerjun TNI AU ini di Desa Sambi. Dan juga terdapat ukiran nama-nama penerjun yang berjuang pada waktu itu.










Untuk yang ingin berkunjung ke Monumen ini anda bisa datang di jam tertentu dimana pintu masuknya sudah dibuka. Datang pagi juga bisa namun tetap anda harus meminta izin terlebih dahulu dengan petugas yang berjaga di monumen ini. karena ini adalah tempat wisata sejarah maka kita harus bisa menjaga keersihan dan keindahan area monumen ini bersama dengan tidak membuang sampah sembaragan,mencoret-coret, dan kegiatan lainnya yang dapat merusak keindahan Area Monumen Operasi Penerjunan Pertama Palagan Sambi ini.
































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar